Perjuangan sultan hasanuddin sebelum 1908 yang
Perjuangannya menjadi simbol keberanian dan keteguhan dalam mempertahankan kedaulatan bangsa dari dominasi asing. Artikel ini akan membahas latar belakang, kronologi perjuangan, dan warisan yang ditinggalkan oleh Sultan Hasanuddin.
Sultan Hasanuddin wafat pada tanggal 12 Juni setelah menderita penyakit ari-ari, dalam usia 39 tahun.
Ia adalah putra Sultan Malikussaid, Raja Gowa yang ke Pada usia muda, Sultan Hasanuddin menunjukkan kecerdasannya dalam strategi politik dan militer, yang kemudian membentuk dasar kepemimpinannya. Kerajaan Gowa-Tallo, tempat Sultan Hasanuddin memimpin, merupakan kerajaan maritim yang makmur. Wilayah ini menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian timur, terutama dengan komoditas utama berupa rempah-rempah.
Posisi strategis Kerajaan Gowa membuatnya menjadi sasaran utama kolonial Belanda yang ingin memonopoli perdagangan di Nusantara. VOC berupaya memonopoli perdagangan di wilayah Gowa dengan cara menekan kerajaan-kerajaan lokal untuk menandatangani perjanjian dagang yang tidak adil. Sikap tegas ini memicu ketegangan antara Gowa dan VOC, yang akhirnya berujung pada konflik bersenjata.
Sultan Hasanuddin memahami bahwa perlawanan terhadap Belanda tidak hanya soal perdagangan, tetapi juga mempertahankan kedaulatan dan martabat rakyat Makassar. Pada tahun , konflik pertama antara Gowa dan VOC mulai terjadi. Sultan Hasanuddin melancarkan serangan terhadap pos-pos perdagangan Belanda di Sulawesi Selatan.
Pasukan Gowa menunjukkan keberanian luar biasa, memaksa Belanda mundur dari beberapa wilayah strategis. Namun, VOC tidak tinggal diam. Mereka membangun aliansi dengan kerajaan-kerajaan lokal lainnya, seperti Bone dan Buton, yang menjadi rival Kerajaan Gowa.